Selasa, 14 Mei 2013

Puisi Kekecewaan Cinta

Lintas Harian - Puisi Kekecewaan Cinta, pastinya semua orang sudah pernah mengalami Sakit Hati entah itu masalah Cinta atau masalah apa sakit hati itu akan menimbulkan rasa "Kekecewaan", ini fakta real apabila kita sudah mengharapkan lebih dari orang itu, dan tiba-tiba orang itu menyakiti kita, menghianati kita, apa yang akan anda rasakan ? tentunya anda sangat Kecewa sekali. rasa Kekecewaan ini timbul dan dapat menyebabkan emosi. tetapi tetap berfikir jernih ! jangan mengikuti akal pikiran yang dangkal, tenangkan diri anda, dan berdoa. pasti akan lebih nyaman rasanya.

Puisi Kekecewaan Cinta

berbicara soal Kekecewaan, saya akan berbagi "Puisi Kekecewaan Cinta" puisi ini merupakan potongan syair-syair dengan makna yang sangat mendalam. berikut puisinya :

Puisi Kekecewaan Cinta

aku masih juga tertatih, belajar berjalan di jalan cintamu. penempuhan demi penempuhan, terjal berliku, menujumu

di tubuhmu aku berlindung, dari nikmat yg terkutuk. ke dalam ciumanmu aku pasrah dan takluk

Rinduku seperti kembang api yang memekik resah. Rindumu seperti bintang jatuh yang terbakar pasrah. Lelah.

Rinduku mengabu, saat luka berpijar di perapian. Aku menjelma kayu; bersama sajak ini, terbakar, dan pejamlah segala kenangan.

Sejak sajakmu api. Aku rela terbakar. Tubuhku rela berubah abu. Semoga angin meniupkan serpihku sampai ke matamu.

Embun tidak memadamkannya, Sayang. Ia hanya meredam gejolak liar. Cemburumu tak bermata.

Masih kau membakarku dalam kenangan. Hangatnya seperti ratusan pagi yang lalu, saat kau mendekapku.

Pada pelukan; Kita menciptakan tungku perapian di dada kita masing-masing. Membakar jarak, namun menghangatkan kerinduan.

Pada pelukan, tatapan dan ciuman; aku pernah terbakar di segala kehangatanmu, tanpa takut berubah abu.

Pejamkan matamu, sebab aku tak kuat melawan sepasang api. Tatapanmu membakar sepi, dua hari rinduku menyala sendiri.

Itulah yang kusebut api; rangkaian gerakanmu yang bebas kupersilahkan memasuki mata, membakar hening dalam dada.

Aku akan menunggumu dengan lilin tetap menyala di dadaku, meski gerimis tak henti-henti menyekapku.

Cinta yang telah pergi, cukup dikenang dalam sepi, seperti asap meninggalkan api, ia tak akan lagi kembali.

Aku dan Hati sedang berdiskusi menentukan jawaban. Sebuah kenangan bertanya, apakah Aku pantas bertahan dalam ingatan?

ecangkir teh kau tuangkan, kuhirup perlahan-lahan. Pada tiap sesapan, mengalirlah kenangan demi kenangan.

Pada kenangan yang bersembunyi dalam ingatan, tidakkah Kau bosan membebani hati dengan cerita luka yang sama berulang kali?

Setiap kali kau melepaskan pelukmu, Sayang; sadarkah jika saat itu kenangan sedang dilahirkan?

Terima kasih bagi jemarimu, baru saja menghapus bulir kenangan luruh dari bulu mataku, sebelum luka-luka menderas berjatuhan 
itulah "Puisi Kekecewaan Cinta" semoga bermanfaat bagi anda semuanya, jadikan ini sebagai renungan diri anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar